Kamis, 07 Juni 2012

Cemara oh cemara....



Ini adalah perjalanan yang pertama kalinya kami tempuh berdua.
Bersama pariani, sahabatku.
Suatu keajaiban aku bisa bersamanya datang ke tempat ini, meskipun tidak seperti yang orang lain bayangkan.
Namun, tempat ini sungguh luar biasa bagiku.


 

seperti mimpi.....
mimpi bisa menghirup udara lain selain di kampus atau kost....
udara dan suasana yang bersahabat,
memanjakan mata ini dan hati ini.
tak ingin cepat beranjak.



aku dan kekasihku yang merajut kisah pertama kali semenjak kami masuk SMA.
satu atap, satu rasa, pahit dan manis hidup kami jalani bersama.
bukan waktu yang singkat jika kami masih bersama hingga saat ini.
aku cinta dia karena ALLAH.
:)

Aku dan dia....
Inilah kisah antara aku dan dia
yang ku harap tak akan luntur di makan masa.
meskipun lembayung telah tenggelam,
namun sang mentari akan menyinari jalinan kasih yang ada di antara kami.

Rabu, 30 Mei 2012

perjalanan ke danau toba



Tepatnya hari sabtu, tanggal 24 Desember 2010. Aku, teman-teman, dan guru-guruku mengadakan Study Tour ke Danau Toba. Sebelum malam keberangkatan, aku sedikit nervous karena kami berangkat setelah pembagian raport semester gasal. Aku takut nilai-nilaiku menurun semester ini, dan tepat pukul 10.00 WIB kami menerima hasil belajar semester gasal kami. Aku tidak menyangka mendapat peringkat 3 saat itu. Kemudian Aku memberitahukan berita bahagia itu kepada kedua orang tuaku di kampung halaman. Aku sangat senang dan terharu, mungkin Study Tour inilah hadiah dari prestasi yang ku dapatkan.
Tepat pukul 18.00 WIB, Aku dan teman-temanku mempersiapkan perlengkapan yang kami butuhkan di kost. Dengan hati yang gembira, Aku dan temanku pun berfoto-foto di kost sebelum berangkat ke sekolah. Pukul 20.00 WIB, kami diberitahukan oleh ketua kelas agar datang ke sekolah karena teman-teman yang lain sudah menunggu. Lalu kami bergegas mancari angkutan ke sekolah, jarak antara kost ke sekolahku kira-kira sekitar 1 km. Biasanya jika tidak ada becak yang lewat, kami berjalan kaki ke sekolah. Setelah mendapat becak, kami pun menuju ke sekolah. Sesampainya di sekolah, sudah ada 4 bus berbaris di depan sekolah kami. Teman-teman dan guru-guru kami sudah menunggu dan berkumpul di halaman sekolah. Suasana yang begitu mengesankan bagiku, setelah sekian lama Aku ingin sekali Study Tour dengan teman-teman dan guru-guruku karena Aku tidak diberi kesempatan oleh kedua orang tuaku untuk bepergian ketika Aku masih di bangku SD dan SMP. Suasana kekeluargaan antara kami semakin erat ketika kami foto bareng sebelum berangkat di halaman sekolah.


Pukul 22.00 WIB, kami bersiap-siap untuk mengemasi perlengkapan yang kami bawa ke dalam bus. Sebelum berangkat, kami tidak lupa berdo’a bersama-sama di dalam bus supaya selamat di perjalanan dan sampai tujuan. Aku duduk di dekat jendela, tepatnya bangku nomor 2 dari belakang. Tempat duduk yang strategis karena di belakang banyak snack dan minuman yang di letakkan disana. Jadi, jika suatu waktu kami lapar mudah untuk mengambilnya. Sedangkan guru kami duduk di depan. Di perjalanan, kami bernyanyi dan bercanda di dalam bus dengan riang. Sayangnya, temanku tidak ada yang membawa gitar. Karena, jika ada yang memainkan gitar pasti suasana kekeluargaan di dalam bus jadi semakin erat. Beruntungnya, Aku adalah orang yang tidak mabuk dalam perjalanan. Jadi, Aku bisa beristirahat dengan tenang di dalam bus.


Jam ku pun sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB. Kami sudah mulai sampai tujuan. Saat itu udaranya begitu dingin, tidak seperti di rumah atau di kost. Semuanya memakai jaketnya masing-masing. Aku terpaku dan langsung berdiri melihat keindahan Danau Toba yang sudah mulai tampak dari tempat dudukku. Sedangkan teman sebangku ku masih tertidur pulas di tempat duduknya. Aku duduk lagi dan tidak ingin melanjutkan mimpi-mimpiku karena Aku tidak ingin melewati keindahan apa yang ku lihat saat itu. Danau nya dipenuhi dengan gemerlapnya lampu-lampu yang membias di danau itu. Menambah keindahan suasana pagi itu. Sungguh pemandangan yang luar biasa meskipun udaranya semakin dingin dan membuatku menggigil. Tetapi cukup terbayarkan dengan keindahan itu.
Sesampainya di Danau Toba, tepat pukul 06.00 WIB, masih terasa dingin menusuk kulitku. Lalu, Aku dan teman-temanku turun dari bus untuk mencari toilet. Sementara yang lainnya sibuk mencari rumah makan untuk sarapan pagi kami di sekitar Mess. Setelah selesai dari toilet, Aku dan teman-temanku berjalan mengelilingi jualan yang ada di sekitar Mess dan melihat-lihat banyaknya penjual yang menjual pernak-pernik khas Danau Toba. Berbagai macam pakaian yang dijual di sablon dengan tulisan ‘’Lake Toba’’ dan yang lainnya. Membuatku tertarik dan tergiur untuk membelinya. Berbagai macam kerajinan tangan yang unik dan lucu dijual disana, yang bahan-bahannya banyak ditemui di alam.
Setelah kembali ke tempat semula, kami semua berkumpul di dekat Mess. Pukul 08.00 WIB, kami lalu duduk bersama di tikar yang sudah terbentang di dekat bus untuk menikmati sarapan. Kami mulai dibagikan nasi bungkus satu persatu dan dimulai dengan do’a lalu kami menikmati nasi kami bersama-sama. Tidak tampak wajah yang kusut di antara kami, semuanya riang gembira menikmatinya. Guru-guru kami pun senantiasa memperhatikan kami.
Setelah selesai sarapan dan beristirahat. Pukul 09.00 WIB, kami melanjutkan perjalanan menuju Tomok. Pertama kalinya Aku menaiki kapal, sungguh luar biasa yang ku rasakan saat itu. Ingin rasanya suatu saat nanti bisa mengajak keluargaku ke Danau Toba bersama-sama. Agar mereka merasakan kebahagiaan seperti apa yang ku rasakan saat itu.
Diterpa angin dan percikan air danau itu, sambil berfoto ria. Dan ku mulai tersenyum. Di dalam fikiranku masih terngiang-ngiang untuk mengajak keluargaku suatu saat nanti untuk menikmati keindahan itu. Kami menelusuri pinggiran danau itu dan melihat Batu Gantung yang konon katanya, itu adalah seorang putri yang lari dari perjodohan yang dilakukan kedua orang tuanya. Karena  ia menolak perjodohan itu lalu ia lari dan melompat ke danau, tetapi ia tersangkut di bebatuan bersama hewan peliharaannya. Dan tidak ada yang mengetahuinya. Awalnya, Aku tidak tahu dimana letak Batu Gantung tersebut karena penglihatanku kurang tajam. Setelah dijelaskan oleh temanku, Aku baru mulai mengetahuinya.
Setelah sampai di Tomok pukul 10.00 WIB, kami diberi pengarahan untuk berkumpul lagi di tempat semula kami turun dari kapal. Karena pukul 12.00 WIB kami harus kembali ke Mess untuk makan siang dan melanjutkan perjalanan ke Berastagi. Kemudian, kami berpisah dengan kelompoknya masing-masing. Menelusuri Tomok dengan teman-temanku, melihat banyaknya jualan yang ada di setiap pinggir jalan. Masih sama seperti yang ada di dekat Mess, di Tomok juga banyak yang menjual pernak-pernik yang unik. Aku dan teman-temanku berjalan melihat berbagai aktifitas di daerah itu. Begitu banyaknya keinginanku untuk membeli pernak-pernik yang ada. Setelah asyik dengan barang-barang pilihan masing-masing, aku pun membeli buah tangan untuk keluargaku di rumah. Setelah satu jam berkeliling, kami melihat orang-orang yang melakukan suatu upacara di sebuah makam. Aku tidak paham dengan upacara tersebut, yang ku tahu mereka beramai-ramai berdoa di depan makam itu. Lalu kami melihat patung Si Gale-Gale, sebuah patung yang unik yang digerakkan oleh manusia dan mempunyai arti dari aksi-aksinya. Setelah selesai melihat patung itu, kami mulai melanjutkan perjalanan untuk melihat museum tomok. Setelah kami semua merasa lelah, aku dan teman-temanku kembali ke tempat semula kami turun dari kapal dengan membawa buah tangan yang kami beli masing-masing.
Setelah pukul 12.00 WIB, kami kembali ke Mess. Setibanya di Mess pukul 12.30 WIB, lalu kami makan siang bersama. Setelah makan siang, kami istirahat sejenak di dekat bus dengan membentangkan tikar. Kami saling bertukar cerita sambil makan snack.
Tepat pukul 13.30 WIB, kami berniat melanjutkan perjalanan ke berastagi. Tapi, tiba-tiba salah seorang teman kami  mengalami kejang-kejang. Wajahnya pucat pasih dan seluruh badannya dingin seprti tidak ada darah yang mengalir ditubuhnya kami semua panik, dan bersama-sama mencari air hangat dan angkot untuk membawanya ke sebuah klinik. Setelah diberi air hangat dan minyak angin, belum ada perubahan yang tampak pada dirinya. Setelah mendapatkan angkot, kami langsung membawanya ke klinik dekat Mess.
Setelah sampai di klinik pukul 14.00 WIB, teman kami belum juga siuman. Di klinik dia langsung di infus. Hampir setengah jam kami mondar-mandir menunggu kabar dari bidan di klinik itu, setelah menghabiskan tiga infus teman kami akhirnya siuman. Setelah melihat kondisi teman kami yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan ke berastagi, kami memutuskan untuk kembali ke rantau prapat.
Pukul 16.00 WIB, kami sudah selesai mengemasi barang-barang ke dalam bus. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan untuk pulang. Suasana yang berbeda dengan awal perjalanan kami nampaknya terlihat dari semua wajah-wajah yang ada di dalam bus. Semua tampak sedih dengan kejadian yang menimpa teman kami.

         
Hempasan angin dan percikan air di danau itu menjadi sahabat baru kami di dalam kapal, mereka menyambut kami dengan ribuan tarian. Timbul rasa ingin menyelaminya.....
                       
Mudah-mudahan persahabatan yang kami rangkai ini tak akan pudar meski ruang dan waktu telah memisahkan...... 
Sahabat.....
Untuk selamanya....