Tepatnya
hari sabtu, tanggal 24 Desember 2010. Aku, teman-teman, dan guru-guruku
mengadakan Study Tour ke Danau Toba. Sebelum malam keberangkatan, aku sedikit
nervous karena kami berangkat setelah pembagian raport semester gasal. Aku takut nilai-nilaiku
menurun semester ini, dan tepat pukul 10.00 WIB kami menerima hasil belajar
semester gasal kami. Aku tidak menyangka mendapat peringkat 3 saat itu. Kemudian
Aku memberitahukan berita bahagia itu kepada kedua orang tuaku di kampung
halaman. Aku sangat senang dan terharu, mungkin Study Tour inilah hadiah dari
prestasi yang ku dapatkan.
Tepat
pukul 18.00 WIB, Aku dan teman-temanku mempersiapkan perlengkapan yang kami
butuhkan di kost. Dengan hati yang gembira, Aku dan temanku pun berfoto-foto di kost
sebelum berangkat ke sekolah. Pukul 20.00 WIB, kami diberitahukan oleh ketua
kelas agar datang ke sekolah karena teman-teman yang lain sudah menunggu. Lalu
kami bergegas mancari angkutan ke sekolah, jarak antara kost ke sekolahku
kira-kira sekitar 1 km. Biasanya jika tidak ada becak yang lewat, kami berjalan
kaki ke sekolah. Setelah mendapat becak, kami pun menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, sudah ada 4 bus berbaris di depan sekolah kami.
Teman-teman dan guru-guru kami sudah menunggu dan berkumpul di halaman sekolah.
Suasana yang begitu mengesankan bagiku, setelah sekian lama Aku ingin sekali
Study Tour dengan teman-teman dan guru-guruku karena Aku tidak diberi kesempatan
oleh kedua orang tuaku untuk bepergian ketika Aku masih di bangku SD dan SMP.
Suasana kekeluargaan antara kami semakin erat ketika kami foto bareng sebelum
berangkat di halaman sekolah.
Pukul
22.00 WIB, kami bersiap-siap untuk mengemasi perlengkapan yang kami bawa ke
dalam bus. Sebelum berangkat, kami tidak lupa berdo’a bersama-sama di dalam bus
supaya selamat di perjalanan dan sampai tujuan. Aku duduk di dekat jendela,
tepatnya bangku nomor 2 dari belakang. Tempat duduk yang strategis karena di belakang
banyak snack dan minuman yang di letakkan disana. Jadi, jika suatu waktu kami
lapar mudah untuk mengambilnya. Sedangkan guru kami duduk di depan. Di
perjalanan, kami bernyanyi dan bercanda di dalam bus dengan riang. Sayangnya,
temanku tidak ada yang membawa gitar. Karena, jika ada yang memainkan gitar
pasti suasana kekeluargaan di dalam bus jadi semakin erat. Beruntungnya, Aku
adalah orang yang tidak mabuk dalam perjalanan. Jadi, Aku bisa beristirahat
dengan tenang di dalam bus.
Jam
ku pun sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB. Kami sudah mulai sampai tujuan. Saat
itu udaranya begitu dingin, tidak seperti di rumah atau di kost. Semuanya
memakai jaketnya masing-masing. Aku terpaku dan langsung berdiri melihat
keindahan Danau Toba yang sudah mulai tampak dari tempat dudukku. Sedangkan
teman sebangku ku masih tertidur pulas di tempat duduknya. Aku duduk lagi dan
tidak ingin melanjutkan mimpi-mimpiku karena Aku tidak ingin melewati keindahan
apa yang ku lihat saat itu. Danau nya dipenuhi dengan gemerlapnya lampu-lampu
yang membias di danau itu. Menambah keindahan suasana pagi itu. Sungguh
pemandangan yang luar biasa meskipun udaranya semakin dingin dan membuatku
menggigil. Tetapi cukup terbayarkan dengan keindahan itu.
Sesampainya
di Danau Toba, tepat pukul 06.00 WIB, masih terasa dingin menusuk kulitku.
Lalu, Aku dan teman-temanku turun dari bus untuk mencari toilet. Sementara yang
lainnya sibuk mencari rumah makan untuk sarapan pagi kami di sekitar Mess.
Setelah selesai dari toilet, Aku dan teman-temanku berjalan mengelilingi jualan
yang ada di sekitar Mess dan melihat-lihat banyaknya penjual yang menjual
pernak-pernik khas Danau Toba. Berbagai macam pakaian yang dijual di sablon
dengan tulisan ‘’Lake Toba’’ dan yang lainnya. Membuatku tertarik dan tergiur untuk
membelinya. Berbagai macam kerajinan tangan yang unik dan lucu dijual disana,
yang bahan-bahannya banyak ditemui di alam.
Setelah
kembali ke tempat semula, kami semua berkumpul di dekat Mess. Pukul 08.00 WIB,
kami lalu duduk bersama di tikar yang sudah terbentang di dekat bus untuk
menikmati sarapan. Kami mulai dibagikan nasi bungkus satu persatu dan dimulai
dengan do’a lalu kami menikmati nasi kami bersama-sama. Tidak tampak wajah yang
kusut di antara kami, semuanya riang gembira menikmatinya. Guru-guru kami pun
senantiasa memperhatikan kami.
Setelah
selesai sarapan dan beristirahat. Pukul 09.00 WIB, kami melanjutkan perjalanan
menuju Tomok. Pertama kalinya Aku menaiki kapal, sungguh luar biasa yang ku
rasakan saat itu. Ingin rasanya suatu saat nanti bisa mengajak keluargaku ke
Danau Toba bersama-sama. Agar mereka merasakan kebahagiaan seperti apa yang ku
rasakan saat itu.
Diterpa
angin dan percikan air danau itu, sambil berfoto ria. Dan ku mulai tersenyum.
Di dalam fikiranku masih terngiang-ngiang untuk mengajak keluargaku suatu saat
nanti untuk menikmati keindahan itu. Kami menelusuri pinggiran danau itu dan
melihat Batu Gantung yang konon katanya, itu adalah seorang putri yang lari
dari perjodohan yang dilakukan kedua orang tuanya. Karena ia menolak perjodohan itu lalu ia lari dan
melompat ke danau, tetapi ia tersangkut di bebatuan bersama hewan
peliharaannya. Dan tidak ada yang mengetahuinya. Awalnya, Aku tidak tahu dimana
letak Batu Gantung tersebut karena penglihatanku kurang tajam. Setelah
dijelaskan oleh temanku, Aku baru mulai mengetahuinya.
Setelah
sampai di Tomok pukul 10.00 WIB, kami diberi pengarahan untuk berkumpul lagi di
tempat semula kami turun dari kapal. Karena pukul 12.00 WIB kami harus kembali
ke Mess untuk makan siang dan melanjutkan perjalanan ke Berastagi. Kemudian,
kami berpisah dengan kelompoknya masing-masing. Menelusuri Tomok dengan
teman-temanku, melihat banyaknya jualan yang ada di setiap pinggir jalan. Masih
sama seperti yang ada di dekat Mess, di Tomok juga banyak yang menjual
pernak-pernik yang unik. Aku dan teman-temanku berjalan melihat berbagai
aktifitas di daerah itu. Begitu banyaknya keinginanku untuk membeli
pernak-pernik yang ada. Setelah asyik dengan barang-barang pilihan masing-masing,
aku pun membeli buah tangan untuk keluargaku di rumah. Setelah satu jam
berkeliling, kami melihat orang-orang yang melakukan suatu upacara di sebuah
makam. Aku tidak paham dengan upacara tersebut, yang ku tahu mereka
beramai-ramai berdoa di depan makam itu. Lalu kami melihat patung Si Gale-Gale,
sebuah patung yang unik yang digerakkan oleh manusia dan mempunyai arti dari
aksi-aksinya. Setelah selesai melihat patung itu, kami mulai melanjutkan
perjalanan untuk melihat museum tomok. Setelah kami semua merasa lelah, aku dan
teman-temanku kembali ke tempat semula kami turun dari kapal dengan membawa
buah tangan yang kami beli masing-masing.
Setelah
pukul 12.00 WIB, kami kembali ke Mess. Setibanya di Mess pukul 12.30 WIB, lalu
kami makan siang bersama. Setelah makan siang, kami istirahat sejenak di dekat
bus dengan membentangkan tikar. Kami saling bertukar cerita sambil makan snack.
Tepat
pukul 13.30 WIB, kami berniat melanjutkan perjalanan ke berastagi. Tapi,
tiba-tiba salah seorang teman kami mengalami
kejang-kejang. Wajahnya pucat pasih dan seluruh badannya dingin seprti tidak
ada darah yang mengalir ditubuhnya kami semua panik, dan bersama-sama mencari
air hangat dan angkot untuk membawanya ke sebuah klinik. Setelah diberi air
hangat dan minyak angin, belum ada perubahan yang tampak pada dirinya. Setelah
mendapatkan angkot, kami langsung membawanya ke klinik dekat Mess.
Setelah
sampai di klinik pukul 14.00 WIB, teman kami belum juga siuman. Di klinik dia
langsung di infus. Hampir setengah jam kami mondar-mandir menunggu kabar dari
bidan di klinik itu, setelah menghabiskan tiga infus teman kami akhirnya
siuman. Setelah melihat kondisi teman kami yang tidak memungkinkan untuk
melanjutkan perjalanan ke berastagi, kami memutuskan untuk kembali ke rantau prapat.
Pukul
16.00 WIB, kami sudah selesai mengemasi barang-barang ke dalam bus. Setelah itu
kami melanjutkan perjalanan untuk pulang. Suasana yang berbeda dengan awal
perjalanan kami nampaknya terlihat dari semua wajah-wajah yang ada di dalam
bus. Semua tampak sedih dengan kejadian yang menimpa teman kami.
Hempasan angin dan percikan air di
danau itu menjadi sahabat baru kami di dalam kapal, mereka menyambut kami
dengan ribuan tarian. Timbul rasa ingin menyelaminya.....
Mudah-mudahan persahabatan yang kami rangkai ini tak akan pudar meski
ruang dan waktu telah memisahkan......
Sahabat.....
Untuk selamanya....